Jumat, 03 Desember 2010

Teks Drama Qu~ Tugas Seni Budaya

PEDAGANG BESAR DARI JEJU

pemain: Achmad Adji (pemain sampingan)
               Andi Johanter (Tuan Gang)
               Anang Rizky (Jeong)
               Candra (Kapten Kim)
               Fadlam (Paman Ji dan Tuan Lee)
               Elytha (Moon-sun)
               Grace (Hong)
               Nurhasanah (Nenek)
               Rudi (Tuan Mentri)
               Yerrio.D.R (Dong-ah)
            
PART 1,
Disebuah Kerajaan dikorea, terdapat seorang anak perempuan dan kakak lelakinya dan juga anak-anak lainnya yang diasuh dirumah pelatihan dagang milik seorang Nenek yang bernama Hal-mae. Nenek ini mengambil semua anak jalanan dan yatim piatu seperti Hong dan kakaknya untuk diajarkan bagaimana mereka mempergunakan diri mereka dengan berdagang secara baik dan tidak seturut dengan nafsu saja, disinilah mereka dididik menjadi pedagang professional, sampai kisah ini memulai perjalanannya…
Hong merupakan seorang anak yang berambisi besar untuk menjadi pedagang besar, walau pun lahir dengan tanpa memiliki Ayah dan ibu yang telah meninggal dunia.
Suatu hari Hong berjualan beras dipasar…
Hong              : (menghampiri seorang ibu, dengan mata yang berbinar-binar)
Belilah, kasihani saya bu… saya mohon…

Dengan ibanya Ibu itu pun membeli semangkuk penuh Beras
Hong              : Terima kasih bu.. terima kasih…

Namun berjualan beras tanpa tempat dan tidak membayar pajak penghasilan 소득세  (sodeugse) merupakan illegal pada saat itu
Hong              : Wah lumayan ini, akan kuberikan uang ini untuk Nenek (senangnya)
Polisi              : Lihat disana ada seorang anak berjualan beras, ayo tangkap dia…
Hong              : haaa… (kaget!, lari!!)
Polisi              : Berhenti kau…
Hong berlari namun dia tersandung dan terjatuh
Polisi              : Mau lari kemana Kau…
Hong              : (bangun dan mendorong polisi itu dan kabur)
Polisi              : Dasar anak kecil… hentikan mereka… hentikan!!

Pada saat yang sama Tuan besar Jeong Hong- Su sedang berjalan-jalan dikota
Hong              : (berlari dan kemudian bertabrakan dengan Jeong) Aduh… aduh  ma.. maaf maaf… (berlari lagi)
Jeong             : (Kaget!) hei.. hei kamu… (kemudian melihat kebawah, ada sesuatu yang terjatuh dari Hong, kemudian mengambilnya)

Hong terus berlari, tapi akhirnya polisi itu mendapatinya. Dengan telingan dijewer, Hong dibawa ke Neneknya
Nenek            : Ada apa ini??...
Polisi              : Anak anda telah berjualan secara illegal, bukankah anda seharusnya suda      tau?!
Nenek            : Ia… ia… saya sudah tau, tapi mereka diakan masih anak-anak!
Polisi              : Bukankah anda juga harus ganti rugi kepada kami, anda harus membayar sebagai ganti rugi masalah ini!!! (senyum sinis)
Hong              : (Bersembunyi dirumah Moon- sun temannya)
Nenek            :Baik… Baik saya akan ganti rugi…. Emm ini (menyerahkan sejumlah uang) Pergilah!!!!
Polisi              : Baiklah Kami akan pergi… hehe (pergi)
Tiba-tiba Paman Moon- sun yang mengetahui Hong bersembunyi dirumahnya, menyeret Hong keluar
Paman Ji       : Huft… selamat siang Nyonya, bukankah ini anak anda?? Beginikah cara anda mendidiknya menjadi seorang pedagang yang baik itu?..
Nenek            : Saya minta maaf tuan… tapi anda harus tau, bahwa tuan anda adalah murid saya dulu dan saya yang mengajarinya sampai dia bias menjadi pedagang besar…
Paman Ji       : (batuk, merasa tersinggung dan pergi)
Nenek            : Kemari kau Hong!!
Hong              : Duh… mati saya, emm… pasti nenek tidak akan memarahi aku jika aku memberikan uang ini padanya (sambil memegang uang logam)

Sampai dirumah
Hong              : ahh… arghhh (kesakitan)
Nenek            : (mencambuki kaki Hong)
Hong              : Arghhh ahhh sudah nek sudah sakit…
Nenek            : berdiri yang tegap!  Kenapa kamu tidak mengingat semua yang nenek ajarkan (sambil terus memukul Hong)
Hong              : Sakit nek (mengeluarkan air mata)
Nenek            : Apakah ini yang kau mau? Kau hanya berdagang untuk uang dan makanan, apalagi, pakaian he?! (sambil terus memukul) Berdagang adalah ketulusan! Pedagang tanpa etika sama saja seperti pencuri! Ini ide siapa?!
Hong              : ini ide ku nek (terisak-isak)
Nenek            : (menatap Hong, dan terus mencambuki kaki Hong)
Hong              : (terjatuh dan terduduk sambil menangis)
Dong- ah       : sudahlah Nek… aku yakin Hong sudah menyesal dengan perbuatanya
Nenek            : (berbicara kapada Hong) saya tidak akan memaafkan kamu kalau berjualan lagi seperti ini!!
Hong              : (memperlihatkan uang hasil berjualan beras) Lihat Nek! Beras lebih menguntungkan dari jerami yang biasa kita pintal…
Nenek            : Apakah uang banyak berarti untukmu?? Jika kau ingin banyak uang, masukan uang itu kedalam mulutmu dan rasakan itu!!
Hong              : (memasukan koin kedalam mulutnya)
Nenek            : Jika kamu lebih menginginkannya telanlah!
Hong              : (terdiam dan menangis)
Nenek            : Koin ini pahit, karena kamu memperolehnya dengan main-main, sekarang keluarkanlah koin itu!...
Hong              : Rasanya tidak pahit kok nek! (melawan, sambil tetap menaruh koin dimulutnya)
Nenek            : Kalau begitu simpanlah koin itu sampai kamu siap untuk mengakui apa yang kamu lakukan adalah salah!!

Hong pun dikurung digudang, disana dia sendirian, namun kakanya Dong-ah menghiburnya
Dong- ah       : keluarkanlah koin itu Hong…
Hong              : emm emm… (menggelengkan kepalanya)
Dong- ah       : Baiklah kalau begitu, hapuslah air mata mu maka aku akan menceritakan sebuah kisah yang menarik, kisah ini tentang kisah permaisuri Kim soo- Sang yang melahirkan anak kembar, emm Lalu…
Hong              : Lalu?? (tanpa disengaja Hong menelan Koin itu dan batuk-batuk lalu memukul dadanya)
Dong- ah       : Hong… Hong kamu tidak apa-apa kan??
Hong              : (terbatuk-batuk) se… se… sebenta…r kak aku mau ke kamar kecil dulu…

Sementara Hong pergi kekamar kecil, malam semakin larut
Nenek            : (membunyikan lonceng) ayo.. ayo tidur semua
Dong- ah       : Kok.. Hong lama sekali ya?? Emm lebih baik aku tidur saja…
Hong              : aduh… duh.. kok g’mau keluar sih.. sakit nih huhu, emm lebih baik aku tidur saja siapa tau besik dia keluar…

Ketika Hong pergi ketempat tidurnya, tiba-tiba…
Nenek            : Akan-anak bangun, kita akan memulai pelajaran sepagi mungkin!!
Hong              : Ya ampun…. Aku belum ada tidur Nek…
Nenek            : Cepat basuh muka mu!
Dong- ah       : Ayo Hong cepat! (mengaja Hong)     
Hong              : Baiklah kak (tiba-tiba perut Hong sakit) eh…eh.. tunggu kak perut ku sakit ke kamar kecil dulu nih…
Dong- ah       : ya sudah aku duluan ya??

Setelah itu Hong bergegas ke kamar kecil, sementara yang lain pada membasuh muka dan badan mereka
Hong              : Dong- ah, teman-teman koin ini akhrnya keluar hi…hi…hi (tertawa)
Nenek            : (masuk dan memperhatikan anak-anak) Mari… (mengajak)

Setibanya dipasar
Nenek            : Kita telah menahan kantuk untuk belajar ketika fajar menyingsing, kita akan belajar bagaimana menjadi pedagang yang professional, sementara orang-orang terlelap diperbaringan mereka. Hari ini kita akan mempelajari berbagai macam produk barang yang dijual, berapa banyak yang mereka jual, dan bagaimana transaksi berlangsung. Informasi ini hanya didapat jika kita bangun lebih awal. Itulah sebapnya kita dating setiap pagi dan melakukan survey pasar. Apakah kalian mengerti??
Semua           : ya…

Sementara Nenek membagi-bagi tugas
Nenek            : Dong-ah, kau akan menjual beberapa sepatu jerami, kalau 20 buah sudah laku terjual kau akan dapat makan malam…
Dong- ah       : Baik Nek….
Nenek            : kalau begitu mari kita pergi…
Hong              : Loh Nek??... aku bagaimana, tugas ku apa?
Nenek            : (tidak mengherani, lantas pergi begitu saja)
Hong              : Tu.. tunggu Nek… aduh apa yang harus aku lakukan???

Akhirnya semua bertugas ditempat masing-masing. Ketika Hong, Nenek, dan Dong- ah pergi kepasar mereka melihat kegaduhan yang dilakukan Paman Ji kepada pedagang yang disebutnya illegal…

Paman Ji       : (memukul pedagang)
Nenek            : Hentikan kekerasan ini!!
Paman Ji       : Selamat pagi Nyonya.. mereka adalah pedagang sutra tanpa izin, jadi saya harus menghukum mereka!
Nenek            : Beginikah cara kerja Tuan Gang Daebang? Menyuruh anda mengusir saingan dan menuduh mereka berjualan tanpa izin?!!
Paman Ji       : (mendekat) Nyonya, jangan ikut campur! (kembali memporak-porandakan dagangan)

Nenekpun pergi dan kemudian pergi kerumah Tuan Gang Daebang untuk membicarakan masalah ini
Paman Ji       : Wanita tua ini ingin bertemu dengan anda Tuan? (membungkuk member hormat)
Tuan Gang    : Baiklah suruh dia masuk!
Paman Ji       : Tapi dia telah banyak tau tentang kita!
Tuan Gang    : (mengangkat tangan seraya memberitahukan Nenek untuk masuk)
Paman Ji       : Baiklah…

Nenek masuk
Tuan Gang    : Apa yang membuat nyonya kesini?
Nenek            : Apakah saya harus memberi  tahu!
Tuan Gang    : Jika hal ini tentang pedagang illegal, ini hanya membuang waktu anda! Itu merupakan hak saya untuk mengusir para penggangu
Nenek            : Sejak kapan kau merasa lebih dari mereka! Apakah kau lupa, siapa yang mengajarimu? “Iblis itu dapat memonopoli dengan persaingan yang tak adil!!!!”
Tuan Gang    : Sudahlah jangan ikut campur urusan ku Nyonya!
Nenek            : Aku sudah salah menilai anda! (pergi meniggalkan Tuan Gang)

Disisi lain Hong mau pergi kerumah Moon-sun temanya dan biasanya disanalah ia curhat dengan Moon-sun tentang Ayah dan Ibunya, ketika ia ingat dengan Ayah dan ibunya, Hong mencari benda peninggalan Ibunya namun…
Hong              : Duh… dimana benda itu ya… (keliling pasar mencari) ah… dimana, dimana sih…

Pada saat yang sama datanglah Moon-sun
Moon-sun    : Hai Hong apa yang kau cari?
Hong              : Moon-sun?
Moon-sun    : Apakah kau kehilangan sesuatu??
Hong              : Benda peninggalan Ibuku hilang nih…
Moon-sun    : Baiklah aku bantu cari ya? Bukankah benda itu sangat berharga bagi mu??
Hong              : Ibuku bilang benda itu dapat mempertemukanku dengan Ayah ku. Emm… ngomong- omong aku iri denganmu, kau sudah hidup enak ya? Boleh tidak ya aku tinggal bersamamu??
Moon-sun    : Minta izin Nenek dulu… (hehe, tertawa kecil)
Hong              : ah… Nenek bilang, pekerjaan itu dimulai dari yang kecil jangan langsung yang besar, maka hidup mu akan tidak baik…
Moon-sun    : Alah.. kamu masih ingin tinggal bersama Nenek?
Hong              : ya… tapi aku selalu iri melihat mu memintal dan menjual sutra, aku? Memintal jerami…

Nenek datang menghampiri mereka
Moon-sun    : Nenek? (memanggil) selamat siang Nek? Sudah lama saya tidak mendengar berita tentang Nenek.. Oh ia.. aku membuatkan ikat kepala dari sutra buat Nenek tunggu sebentar ya Nek..
Nenek            : Tidak usah..
Moon-sun    : Tapi aku membuatnya dengan sepenuh hati…
Nenek            : Apakah kau benar-benar senang melihatku? Atau kau mencari persetujuan ku agar Hong bias bekerja bersama mu?
Moon-sun    : Hidupku enak disana Nek… Lihatlah aku!
Nenek            : (pergi)
Moon-sun    : Nek! Disana aku lebih baik dari pada belajar sama Nenek, aku tidak menyesal, bahkan aku senag bias pergi dari mu! Kau tau betapa bebasnya aku sekarang?!
Nenek            : Hong kita pergi sekarang! (pergi meningalkan mereka)
Hong              : (pergi megikuti Nenek, kemudian menoleh ke Moon-sun dan pergi)

Setibanya dirumah
Hong              : Apa yang Nenek lakukan Moon-sun kan senang bertemu dengan Nenek?? Lebih baik aku pergi bersamanya dulu…
Nenek            : Apakah kau benar tau yang dilakukan Moon-sun adalah berdagang? Dia menjual sutra tapi dia tidak tau apa-apa mengenai sutra… apakah kau ingin benar-benar jadi pedagang?? Atau kau ingin mengambil resikonya?!
Hong              : Ajari aku lebih banyak nek…
Nenek            : Baik… untuk jadi pedagang yang baik kau perlukan adalah pondasi!
Hong              : Pondasi?
Nenek            : Pikirkanlah apa yang kau punya, apa potensi yang kau miliki…!

PART 2
Disisi lain, Tuan Gang Daebang dan Paman Ji menutup semua akses perdagangan Nenek dengan alas an agar Nenek tidak ikut campur urusan dagangnya, alhasil Nenek pun tau berkat mata-mata yang Ia miliki…
Pak-soo         : Nyonya, bagaimana ini mereka menutup semua akses dagang kita, seolah-olah mereka mau membubarkan kita?!
Nenek            : Kalau begitu carikan saya orang-orang yang sedia menampung anak-anak… (gelisah)
Pak-soo         : Anda tidak berpikir untuk menutup usaha pelatihan ini kan? (cemas)
Hong mendengarkan percakapan mereka
Nenek            : (terus berbicara, tidak tau ada Hong) Ini hanyalah awal, jika dia melawanku, berari Tuan Gang mencoba mengusir saya dari pasar!
Pak-soo         : Apa yang ingin Nyonya lakukan??
Nenek            : Tuan Gang bukanlah satu-satunya yang memiliki pengaruh dipasar ini…
Pak-soo         : Lantas Nyonya ingin melawannya??
Nenek            : Aku tidak bisa melihat anak-anak saya ditendang keluar kejalanan lagi, kalau dia mau aku menyerah, aku tidak akan menerima begitu saja…

Hong pergi meninggalkan mereka
Hong              : Menutup pusat pelatihan ini….? (cemas) ti.. tidak aku tidak ingin dipisahkan dengan teman-teman… apa yang harus aku lakukan?? (menatap kearah sekarung beras disampingnya) ya.. aku mengerti…

Keesokan harinya, ditempat lain Tuan Gang dan Paman Ji menyelundupkan 100 peti sutra dengan alas an sebagai hadiah bagi Pak Mentri karena anaknya telah lulus ujian administrasi Negara, namun hadiah masa sebanyakan itu?? Piker kapten Kim seorang kepala Biro pengawasan Niaga kerajaan, maka Kapten Kim pun memulai investigasinya…
Kapten Kim  : he…! (ketus) 100 peti sutra disebut sebagai hadiah? Kalian… selidiki hal ini kemudian beritau saya!
Anak buah    : Baik Tuan..
Kapten Kim  : he…(ketus) saya tidak sabar ingin melihat muka Tuan Mentri nanti…

Dirumah Tuan Mentri…
Tuan Mentri telah mengadakan perjamuan untuk kelulusan anaknya

Tuan Mentri : Ha.. ha.. mari.. mari minum (menawarkan)
Tuan Gang    : Saya ucapkan selamat atas putra anda, karena telah menyelesaikan studinya… saya membawakan hadiah kecil untuk anda, ini adalah sutra kualitas terbaik dari China (seraya memberikan kain itu)
Tuan Mentri : Anda sangat pintar sekali ha.. ha.. ha.. (mengambil kain itu)
Penjaga pintu : Tuanku, ada Kapten Kim ingin bertemu dengan anda…
Tuan Mentri : Biarkan dia masuk…

Masuklah Kapten Kim
Tuan Mentri : Ah.. Tuan Kim, aku telah menuggu anda, duduklah…
Kapten Kim  : Saya mampir, untuk mengucapkan selamat atas anak anda (seraya member hormat) ohh.. saya harap saya tidak merusak suasana meriah ini…
Tuan Mentri : Oh.. tidak saya senang anda disini, ada seseorang yang ingin saya kenalkan kapeda anda, duduklah!...
Kapten Kim  :(duduk)
Tuan Mentri : Kapten Kim, ini Tuan Gang Daebang dari Enam Toko berlisensi (menghadap ke Kapten Kim) dan ini adalah Kapten Kim yang baru saja dilantik sebagai kepala Biro pengawasan Perniagaan Kerajaan, nama lengkapnya Tuan Kim Ungryeol… (menghadap ke tuan Gang)
Tuan Gang    : (tunduk memberi hormat)
Kapten Kim  : (tidak mengherani)
Tuan Gang    : (berbicara pada Tuan Mentri) Tuan ku, pedagang illegal akhir-akhir ini merajalela dipasar, saya khawatir Kapten Kim sebagai Kepala Biro pengawas tidak berbuat cuku untuk mengendalikan mereka…
Kapten Kim  : He.. he (ketus) karena anda menjadi kepala dari Enam Toko berlisensi maka pedagang illegal meningkat drastis he..he (ketus) saya sudah tau laporan itu…
Tuan Gang    : Beberapa orang mengatakan bahwa karena anda terlalu lemah untuk mengawasi, maka para pedagang illegal itu mulai marak di pasar, benarkan Kapten Kim?? (melawan)
Kapten Kim  : Apakah itu, mengapa anda bertindak sendiri dan menghukum mereka?
Tuang Gang : Sebagai kapala dari Toko berlisensi itu merupakan tugas saya untuk menghukum mereka!
Kapten Kim  : Semua hal tentang kasus ini akan ditangani oleh Biro Pengawasan! Aku tidak akan biarkan anda main hakim sendiri! Aku tau hokum lebih dari anda untuk itu anda dilarang ikut campur!!
Tuan Gang    : ha… ha… ha… (menghadap ke Tuan Mentri) mari kita anggap, kita telah mengenal satu sama lain kapten…

Disisi lain anak Tuan Mentri, Jeong Hong-su, sedang berjalan-jalan dipasar seraya melihat-lihat disana..
Hong pun disana, dia ingin menjual beras kepada orang-orang…
Honh              : Tuan…
Tuan Lee       : Bukankah kau anak yang kemarin? Dan apa itu yang kau bawa??
Hong              : Aku ingin menawarkan ini kepada anda, apakah anda tertarik? Saya perlu uang tuan… (membujuk)
Tuan Lee       : Cobalah ditempat lain, saya sibuk! (mencoba mengusir)
Hong              : Tuan… tolonglah saya, semua menolak saya juga, tolonglah tuan… (memelas) jadi, aku mohon belilah sedikit saja ya???
Tuan Lee       : Sudah aku bilang tidak! (mendorong dan tumpahlah semua berasnya)
Hong              : yah… beras-beras ku (sambil memunguti beras-beras itu)
Jeong             : Apa yang kau lakukan pada gadis ini! (membentak)
Tuan Lee       : Apa yang kau katakana he!!
Jeong             : Minta maaflah kepada gadis ini!
Tuan Lee       : Oh… kau ini!! (mengambil sapu, mencoba untuk mengusir) pergi- pergilah!!!
Hong              : Sudah… Tuan cukup! Saya minta maaf Tuan… (sambil kembali memunguti berasnya)
Jeong             :Apakah kau baik-baik saja? (membantu Hong memunguti berasnya)
Hong              : Sudahlah! Pikirkan bisnismu sendiri!
Jeong             : Aku hanya ingin membantu mu…
Hong              : Kau bukan membantuku! Kau hanya memperburuk keadaan! Tuan Lee mungkin telah membeli beras ini, karena ia merasa iba melihat saya..
Jeong             : Ya … maafkan aku… lalu apakah yang bias saya bantu??

Mereka berdua pun pergi untuk menjual beras itu kembali
Jeong             : Lalu.. apa yang ingin kau lakukan dengan beras itu?
Hong              : Saya tidak punya pilihan, saya harus menjualnya…
Jeong             : Tapi itukan illegal?? Kalau kau tertangkap bagaimana?
Hong              : Saya sudah tau! Jadi kau tak usah memberitahu aku lagi!
Jeong             : Ya baguslah kalau begitu…
Hong              : Kalau kau tidak mau pergilah!!
Jeong             : Aku tidak bias pergi begitu saja aku kan sudah menyakiti mu buktinya kau belum memaafkan aku…
Hong              : jadi, apakah kau akan membantu ku?? Dapatkah kau berjualan??
Jeong             : Berjualan???... (bingung)

Akhirnya Hong pun memulai berjualan beras lagi dengan ditemani seorang anak lelaki yang diam-diam menyukainya
Hong              : Beras.. beras.. ini beras terbaik.. beras dari hasil yang terbaik, belilah.. ayo beli… 1 won untuk 1 mangkuk… ayo beli… (menatap Jeong) Hei!! Kau bilang mau membantuku!! Kenapa kau diam saja?!!!
Jeong             : Ehem.. beras… ayo beli beras (tanpa semangat)
Hong              : Aduh… kau tudak akan menarik seekor semut pun dengan suara seperti itu!
Jeong             : Baiklah… Beras… Beras manis!!!! Eh Hong memangnya beras manis ya???
Hong              : Aduh kau ini…

Sementara mereka berjualan, datanglah segerombolan orang dari Biro Perdagangan yang akan menghukum semua pedagang illegal
Hong              : Pergi.. pergi ayo kita pergi…!! Jika kita tertangkap mampuslah kita (bergegas)

Jeong pun pergi bersama Hong, ketika mereka berlari lewatlah mereka dan berpapasan dengan Moon-sun. Moon-sun melihat tangan Jeong memegang tangan Hong
Moon-sun    : Ah.. apa-apaan sih mereka!! (kesal dan pergi)

Namun Jeong dan Hong akhirnya tertangkap, seseorang yang tahu akan hal ini langsung memberitahu Nenek, awalnya Nenek mebiarkannya namun setelah mendengar yang menghukum Hong adalah Kapten Kim Ungryeol, Nenek teringat sesuatu dengan Kapten Kim dan bergegaslah Nenek pergi kesana
Kapten Kim  : Melakukan bisnis tanpa izin sehingga menghindari pajak sama saja dengan pencurian!
Jeong : Biar aku yang menerima hukuman itu! Tapi sebelumnya dengarkanlah gadis ini!
Kapten Kim  : Baiklah… (berbicara dengan Hong) siapa yang menyuruh mu melakukan ini…
Hong              : Tidak ada yang menyuruh saya melakukan ini, beras ini adalah sisa pembuatan nasi dirumah karena adat kami bilang sebelum memasak nasi, simpanlah segenggamnya maka beras ini saya jual karena tidak digunakan lagi…
Kapten Kim  : segenggam? Hal itu merupakan tradisi perempuan dipulau Jeju, apakah ibu anda dari pulau tersebut??
Hong              : Apa?? (bingung)
Kapten Kim  : (teringat sesuatu) ah.. sudahlah… Hukum tetap dilaksanakan baringkan lelaki itu dan pukul dia…

Kemudian datanglah ayah Jeong, namun Kapten Kim tetap saja menyuruh anak buahnya memukuli Jeong, karena hokum berlaku bagi semua kalangan
Tuan Mentri : Anakku… kau tidak apa?
Jeong             : ya.. ya ayah (kesakitan)
Nenek            : Hong ayo pulang!

Ketika dirumah Hong banyak sekali dinasihati oleh Neneknya dan sesudah itu hong pun tertidur
Keesokan harinya, Hong membuatkan Kantung parfum untuk Jeong sebagai tanda terimakasihnya…
Pada saat yang sama Moon-sun datang
Hong              : Hai Moon-sun? (melambaikan tangan) kau ingin kerumah Jeong?
Moon-sun    : Ya ada apa?
Hong              : Bisakah kau berikan ini ke Jeong?? (seraya memberikan kantung parfum itu)
Moon-sun    : emm baik lah…
Hong              : Terima kasih ya…
Ketika Moon-sun berada diareal rumah Jeong, Jeong datang dan mengajaknya berkeliling, dalam perjalanan itu Moon-sun sngatlah bahagia bias beruaan dengan Jeong tanpa si Hong, namu dalam perjalanan itu tak henti-hentinya Jeong menceritakan kisah dirinya dengan Hong, yang membuat moon-sun tambah sakit hai dan benda yang ingin diberikan Hong pada Jeong pun disimpan dan tidak pernah diberkan kepada Jeong
Suatu hari hujan begitu derasnya
Hong              : aduh… kok hujan sih…

Bersamaan ditempat berteduh datanglah Jeong yang ingin berteduh juga
Hong              :Loh Jeong?
Jeong             : Hai Hong (sambil membenahi pakaiannya, tiba-tiba ada barang yang jatuh…)
Hong              : Loh inikan barang peninggalan ayahku??? (sambil mengambil barang itu)
Jeong             : Akhirnya bias bertemu dengan tuannya juga he.. he.. he (tertawa)
Hong              : Aku sangat sedih ketika benda ini hilang, dulu kata ibuku benda ini akan membawaku tuk bertemu dengan ayahku, ini adalah benda paling berharga yang aku miliki, percaya ataw tidak setiap aku gugup atau apalah, ada benda ini pasti semuanya jadi tenang hehe.. hehe.. (sambil memegang benda itu)
Jeong             : He.. he.. (tertawa bersama)
Moon-sun    : (diseberang jalan, kebasahan, memegang kain yang ditaruh diatas kepalanya) kenapa mereka selalu bersama dan romantic seperti ini (menagis dan pergi)
Jeong             : Hong apa impian terbesar mu??
Hong              : Aku ingin menjadi pedagang besar yang mendunia hi..hi..hi (tertawa kecil)
Hari itu sangatlah baik bagi mereka berdua, namu tidaklah untuk Monn-sun
Keesokan harinya Hong bertemu dengan Moon-sun
Hong              : hai Moon-sun??
Monn-sun    : (terus berjalan)
Hong              : (mendekati Moon-sun) kenapa kau?? (memegang tangan Moon-sun)
Moon-sun    : ah.. tidak usah kau pegang-pegang tangan ku, pegang saja tangan Jeong, kau lebih baik bersamanya!!!
Hong              : Apa yang kau bicarakan??? Aku tidak….. aku minta maaf Moon-sun aku tidak bermaksud menyakiti hati mu…
Moon-sun    : Tidak akan aku maafkan!!
Hong              : Moon-sun…. Baiklah aku akan lakukan semua yang kau minta apapun yang kau inginkan ini sebagai tanda maaf dari ku…
Moon-sun    : Ah.. (menolak memukul tangan Hong)
Hong              : Aku Janji….
Moon-sun: Benarkah… Kalau begitu……………………. (bersambung)
            Cerita bersambung ke-part berikutnya…
Terima kasih…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar